Mataram Underground Community

9:14 AM / Posted by metallic sucker and moslem militan /


Scene UnderGround di Mataram telah ada kira-kira sejak tahun 1996 dimana Komunitas Punk dan Hardcore juga terdapat di dalamnya bersama genre-genre musik bawah tanah lainnya yang tidak akan saya bahas panjang-lebar, Gigs terbesar Underground pertama di Mataram adalah “ Lombok Underground I “ yang di ikuti dengan “lombok Underground II dan III “ dimana band-band Punk Hardcore ikut serta berpartisipasi di dalamnya menunjukan ke-exsisan mereka, walaupun kebanyakan Gigs-gigs Underground di Mataram pada saat itu di dominasi oleh band-band beraliran Death-Grind dan Metal tetapi band-band Punk Hardcore yang ada tidak pernah absent di setiap Gigs Underground yang ada walaupun kebanyakan acara Underground di Mataram diselenggarakan oleh orang-orang Metal dan sejenisnya dan banyak mendatangkan band2 Underground dari luar Lombok.

Kira-kira pada akhir tahun 1999 lahirlah sebuah komunitas Punk pertama yang diberi nama “Punk Dame Comunitty” yang menyatukan komunitas Punk di Mataram bagian barat yang mempunyai misi untuk menyatukan semua komunitas Punk di Mataram yang tealah ada dan mempunyai misi untuk mengadakan Gigs Pure Punk dengan jalan D.I.Y walaupun misi mereka tidak berjalan lancar sesuai harapan sampai sekarang.

Akhirnya acara Garasi Punk & Hardcore di Mataram lahir juga kira-kira pada tahun 2000 yang diadakan oleh segelintir komunitas Punk & Hardcore yg menamakan dirinya dengan “Unity Project” yang melabelkan acara mereka dengan nama “ Black Valentine “, jadi Black Valentine adalah Gigs murni pertama yang diadakan oleh komunitas Punk dimataram secara D.I.Y, gigs ini berkonsep musik garasi karena gigs ini diadakan di garasi kecil dan sedikit halaman milik Unity Studio yg lumayan bisa menampung kalian untuk moshing, poggo, headbang dll kemudian gigs-gigs -murni punk-murni diselenggarakan oleh komunitas punk pun mulai lahir di dilanjutkan dengan gigs-gigs punk berkonsep garasi sejenisnya seperti Gigs “ Hidup Buruh Hidup Rakyat, Musik Gerilya 1 & 2, Seruan Perdamaian dll “.

Scene di Lombok khususnya Mataram banyak yg menganut idealisme street punk dengan konsep D.I.Y sisanya lagi terdiri dari komunitas yang menyukai musik skateRock, Hardcore, Melodic, rockabilly dll. Walaupun paham sedikit berbeda tetapi mereka tetap bersatu merasa masih satu darah satu botol di bawah bendera Punk demi menunjukan bahwa mereka masih tetap exsist. Ke exsisan komunitas punk banyak di dukung oleh adanya distro-distro Underground di Mataram seperti ‘Lombok Hardcore distro, RockCity distro dll”. Distro-distro inilah yang kadang2 memfasilitasi 40% bahkan sampai 90% dari setiap Gigs-gigs yang ada di Mataram.

Labels:

1 comments:

Comment by Adrian "Noize" Subastian on January 16, 2013 at 12:16 PM

sekedar menambahkan dan berbagi informasi, scene underground di pulau Lombok pada tahun 1996 tengah booming dan mengalami masa keemasan dengan adanya berbagai komunitas bawah tanah yang terbentuk seperti misalnya PureSick Underground Community Lombok yang sekretariatnya terletak di Dasan Agung belakang kantor PLN, dan komunitas punk Rebel Machine yang bermarkas di sebuah gudang kosong di daerah Pajang Barat, Jalan Pejanggik. Setiap malam minggu, mereka berkumpul di sekretariatnya masing-masing, Rebel Machine biasanya nongkrong di jembatan di Jalan Pejanggik dekat RSU Mataram. Pada saat itu Lombok Hardcore belum berdiri, dan pemiliknya masih berjualan baju2 hitam khas Underground secara gerilya, dan kebanyakan barangnya diambil dari distro GrindCorner di Bali.

PureSick Community terkenal dengan beberapa band seperti So Hard To Die, dan Rebel Machine punya band andalan President of Rebel dan ASBAK. Seiring dengan booming musik ska yang dipopulerkan oleh grup band Tipe-X di Indonesia, PureSick lalu berganti nama menjadi PureSka yang membuat beberapa band di bawah naungannya berpindah ke FrontGrave Underground Community di sekitar Cemara arah ke Rembiga. Lalu toko Lombok Hardcore berdiri, kemudian komunitas mereka perlahan terbentuk dan menjadi besar.

Gigs Underground pada saat itu terbilang ramai dan rutin diadakan di Gedung Basket KONI depan Masjid Raya dan Taman Budaya.

Post a Comment